Suatu kali saya
berdiskusi hangat dengan seorang pengusaha. Ia lalu mengkritik pemerintah gagal
membangun desa. “Lihat saja, Puang, bagaimana desa saya masih seperti dulu.
Tidak beda dengan saat saya masih kecil”, katanya dengan tatapan sangat serius.
Saya berdehem.
Lalu tersenyum. “Lalu apa yang salah?”.
“Pemerintah pastinya”, katanya sambil menggaruk lengannya.
“Kamu juga salah.
Jangan hanya menyalahkan orang lain”, jawab saya yang membuat sang pengusaha
muda tersebut segera mengatur caranya duduknya.
“Bagaimana puang
bisa berpikir begitu?”
“Kamu banyak uang.
Mengapa tidak kamu bangun desamu. Kamu bisa bantu masyarakat desamu untuk bisa
mengembangkan ekonominya”, ungkap saya dengan nada suara penuh kebapakan.
Well, begitulah
kebanyakan dari kita yang lebih suka mengkritik daripada do something. Pemerintah lelet. Pemerintah Jokowi nggak
jelas. Gubernur pada aneh. Begitulah komentar banyak orang. Kalau yang
komentar itu adalah masyarakat yang secara ekonomi kurang beruntung saya bisa katakan
wajar.
Nah yang aneh
kadang yang berkomentar adalah orang yang punya kekuatan ekonomi dan politik. Bagaimana bisa, ya?!.
Saya percaya
meskipun kita lama tinggal di kota setidaknya kita masing memiliki "darah orang kampung".
Setidaknya papa mama kita, nenek kita, atau buyut kita dulunya tinggal di desa.
Jadi orang Mandar yang sudah lama tinggal di Jakarta kalau ditarik garis
tanpa putus maka bisa saja sebenarnya masih memiliki hubungan dengan orang yang tinggal di Kampung Indomakondong.
Artinya ia bagian dari keluarga orang
kampung.
Lalu saya membayangkan
kalau saja setiap orang yang sukses membangun kampung asalnya
masing-masing, maka pemerintah Jokowi terpaksa merubah nawacitanya, membangun
dari penggiran. Soalnya, yang dipinggiran sudah terlanjur maju oleh para
keturunan orang kampung.
Ada banyak bisa
dilakukan “keluarga orang kampung” untuk kampungnya. Bisa mendirikan sekolah atau pusat pelatihan.
Membangun usaha berbasis ekonomi masyarakat. Memberikan bantuan sarana investasi.
Macam-macanlah. Tinggal kemauan saja.
Itu sebabnya beberapa
pengusaha sukses asal Sulawesi Selatan bisa saya buat merah telinganya.
Soalnya mereka mengkritik pemerintah soal pembangunan desa, saya langsung
nyeletuk, “Sudah kau bangun kampungmu, ji? Ketika mendengar komentar itu seketika mereka
terbatuk. (@anwaradnan)