Dalam sebuah diskusi
dengan seorang mahasiswa yang sangat bersemangat saya menyampaikan bahwa
membangun desa tidak cukup memberikan uang atau menyerahkan sarana. “Itu tidak
cukup”, begitu saya sampaikan dengan bahasa.
Tapi sang mahasiswa
yang sedang mengambil gelar S2 tersebut tidak sepakat. “Bantuan yang besar ke
sebuah desa adalah bukti jika pemerintah perduli”, katanya.
Saya mengangguk
setuju. “Tapi bagaimana kalau manusianya nggak siap untuk menerima bantuan itu?”,
komentar saya.
“Maksud Bapak?”
Manusia Tua vs Manusia Muda
Menurut saya
banyaknya program bantuan desa yang tidak merubah kondisi desa, ya, karena kita
lupa pada manusianya.
Memang membina
manusia itu tidak mudah. Jika dijadikan program sulit diukur dan membutuhkan
proses yang lama untuk melihat hasilya. Buat pemerintah lebih menyenangkan
membantu dalam bentuk fisik. Serahkan, urusan selesai. Kalau ada yang tanya,
dimana alatnya, pak?. Maka tinggal bilang “disana”.
Tapi tetap untuk
membangun desa maka kita harus memajukan orangnya, bukan barangnya. Dan setiap
desa tidak bisa dilakukan pendekatan yang berbeda.
Desa yang penuh
dengan orang yang sudah tua dan uzzur akan tidak mungkin anda lakukan
pendekatan yang sama dengan desa yang penuh dengan anak-anak muda.
Suatu kali saya pernah
berbincang-bincang dengan para tokoh desa di sebuah kampung. Saya memotivasi
mereka untuk memperbaiki mutu kakaonya. Saya bicara tentang bagaimana biji
kakao kita dihargai mahal di luar negeri. “Makanya Bapak harus perbaiki mutu”.
Tapi semakin panjang
saya berbicara, yang tadinya mereka terlihat antusias, mungkin karena saya
adalah pimpinan di daerahnya, mulai terlihat menudukkan kepala. Tentu saja
mereka tidak sedang mengheningkan cipta. Setelah saya bicara selama 2 jam
sebagian terlihat memejamkan mata dan mendengkur. Bagi mereka cerita saya tidak masuk akal.
Menurut saya untuk
desa yang sudah penuh dengan orang tua (lebih dari 40 tahun), maka Anda tidak
bisa melakukan program yang muluk-muluk. Cukup memperkuat basis ekonomi yang
sudah ada. Tanpa merubah total kebiasaan masyarakat. Karena kalau dicoba saya
bisa pastikan gagal.
Seperti suatu daerah
yang saya jumpai sudah terbiasa berkebun tanpa memupuk. Setiap kali diajarkan
tentang cara memupuk oleh penyuluh yang masih muda, seorang petani segera
berkomentar “ Saya sudah berkebun sejak ko lahir. Jadi ko tidak perlu ajari
saya”, katanya.
Jadi daripada merubah
perilaku secara total maka desa tersebut saya jadikan desa organik. Petani
tinggal diajarkan kebiasaan baru yang tidak sulit dan memberikan insentif yang
nyata.
Namun untuk desa yang
penuh orang muda (kurang dari 40 tahun) maka berikan banyak pelatihan. Berikan
mereka mimpi, pengalaman dan keahlian. Sediakan sarana pendukung. Jika perlu
biayai mereka untuk sekolah atau magang, karena merekalah kelak menjadi agen
perubahan di desa.
Oleh sebab itu
pembangunan desa bukan soal kasih bantuan sebesar-besarnya namun perkata
membangun manusia. Itu sebabnya saya pernah berkomentar keras di hadapan media,
“Membangun desa itu soal manusia coy”, seketika direspon dengan tawa. (@anwaradnan)
"Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.
ReplyDeleteminimal depo dan wd cuma 20 ribu
dengan 1 userid sudah bisa bermain 9 games
ayo mampir kemari ke Website Kami ya www.arenadomino.com
Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino"