Bangun Desa Itu Bangun Manusianya Coy!


 http://statik.tempo.co/?id=275873&width=620
Dalam sebuah diskusi dengan seorang mahasiswa yang sangat bersemangat saya menyampaikan bahwa membangun desa tidak cukup memberikan uang atau menyerahkan sarana. “Itu tidak cukup”, begitu saya sampaikan dengan bahasa.
Tapi sang mahasiswa yang sedang mengambil gelar S2 tersebut tidak sepakat. “Bantuan yang besar ke sebuah desa adalah bukti jika pemerintah perduli”, katanya.
Saya mengangguk setuju. “Tapi bagaimana kalau manusianya nggak siap untuk menerima bantuan itu?”, komentar saya.
“Maksud Bapak?”

Manusia Tua vs Manusia Muda
Menurut saya banyaknya program bantuan desa yang tidak merubah kondisi desa, ya, karena kita lupa pada manusianya.
Memang membina manusia itu tidak mudah. Jika dijadikan program sulit diukur dan membutuhkan proses yang lama untuk melihat hasilya. Buat pemerintah lebih menyenangkan membantu dalam bentuk fisik. Serahkan, urusan selesai. Kalau ada yang tanya, dimana alatnya, pak?. Maka tinggal bilang “disana”.
Tapi tetap untuk membangun desa maka kita harus memajukan orangnya, bukan barangnya. Dan setiap desa tidak bisa dilakukan pendekatan yang berbeda.
Desa yang penuh dengan orang yang sudah tua dan uzzur akan tidak mungkin anda lakukan pendekatan yang sama dengan desa yang penuh dengan anak-anak muda.
Suatu kali saya pernah berbincang-bincang dengan para tokoh desa di sebuah kampung. Saya memotivasi mereka untuk memperbaiki mutu kakaonya. Saya bicara tentang bagaimana biji kakao kita dihargai mahal di luar negeri. “Makanya Bapak harus perbaiki mutu”.
Tapi semakin panjang saya berbicara, yang tadinya mereka terlihat antusias, mungkin karena saya adalah pimpinan di daerahnya, mulai terlihat menudukkan kepala. Tentu saja mereka tidak sedang mengheningkan cipta. Setelah saya bicara selama 2 jam sebagian terlihat memejamkan mata dan mendengkur.  Bagi mereka cerita saya tidak masuk akal.
Menurut saya untuk desa yang sudah penuh dengan orang tua (lebih dari 40 tahun), maka Anda tidak bisa melakukan program yang muluk-muluk. Cukup memperkuat basis ekonomi yang sudah ada. Tanpa merubah total kebiasaan masyarakat. Karena kalau dicoba saya bisa pastikan gagal.
Seperti suatu daerah yang saya jumpai sudah terbiasa berkebun tanpa memupuk. Setiap kali diajarkan tentang cara memupuk oleh penyuluh yang masih muda, seorang petani segera berkomentar “ Saya sudah berkebun sejak ko lahir. Jadi ko tidak perlu ajari saya”, katanya.
Jadi daripada merubah perilaku secara total maka desa tersebut saya jadikan desa organik. Petani tinggal diajarkan kebiasaan baru yang tidak sulit dan memberikan insentif yang nyata.
Namun untuk desa yang penuh orang muda (kurang dari 40 tahun) maka berikan banyak pelatihan. Berikan mereka mimpi, pengalaman dan keahlian. Sediakan sarana pendukung. Jika perlu biayai mereka untuk sekolah atau magang, karena merekalah kelak menjadi agen perubahan di desa.
Oleh sebab itu pembangunan desa bukan soal kasih bantuan sebesar-besarnya namun perkata membangun manusia. Itu sebabnya saya pernah berkomentar keras di hadapan media, “Membangun desa itu soal manusia coy”, seketika direspon dengan tawa. (@anwaradnan)

1 comment:

  1. "Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.
    minimal depo dan wd cuma 20 ribu
    dengan 1 userid sudah bisa bermain 9 games
    ayo mampir kemari ke Website Kami ya www.arenadomino.com

    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino"

    ReplyDelete