Bangun Desamu, Ji…….



https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/45/e9/63/45e963801028ece94db86ad7dd9a008f.jpg
Suatu kali saya berdiskusi hangat dengan seorang pengusaha. Ia lalu mengkritik pemerintah gagal membangun desa. “Lihat saja, Puang, bagaimana desa saya masih seperti dulu. Tidak beda dengan saat saya masih kecil”, katanya dengan tatapan sangat serius.
Saya berdehem. Lalu tersenyum. “Lalu apa yang salah?”.
“Pemerintah pastinya”, katanya sambil menggaruk lengannya.
“Kamu juga salah. Jangan hanya menyalahkan orang lain”, jawab saya yang membuat sang pengusaha muda tersebut segera mengatur caranya duduknya.
“Bagaimana puang bisa berpikir begitu?”
“Kamu banyak uang. Mengapa tidak kamu bangun desamu. Kamu bisa bantu masyarakat desamu untuk bisa mengembangkan ekonominya”, ungkap saya dengan nada suara penuh kebapakan.
Well, begitulah kebanyakan dari kita yang lebih suka mengkritik daripada do something.  Pemerintah lelet. Pemerintah Jokowi nggak jelas. Gubernur pada aneh. Begitulah komentar banyak orang. Kalau yang komentar itu adalah masyarakat yang secara ekonomi kurang beruntung saya bisa katakan wajar.
Nah yang aneh kadang yang berkomentar adalah orang yang punya kekuatan ekonomi dan politik.  Bagaimana bisa, ya?!.
Saya percaya meskipun kita lama tinggal di kota setidaknya kita masing memiliki "darah orang kampung". Setidaknya papa mama kita, nenek kita, atau buyut kita dulunya tinggal di desa. Jadi orang Mandar yang sudah lama tinggal di Jakarta kalau ditarik garis tanpa putus maka bisa saja sebenarnya masih memiliki hubungan dengan orang yang tinggal di Kampung Indomakondong.  Artinya ia bagian dari keluarga orang kampung. 
Lalu saya membayangkan kalau saja setiap orang yang sukses membangun kampung asalnya masing-masing, maka pemerintah Jokowi terpaksa merubah nawacitanya, membangun dari penggiran. Soalnya, yang dipinggiran sudah terlanjur maju oleh para keturunan orang kampung.
Ada banyak bisa dilakukan “keluarga orang kampung” untuk kampungnya. Bisa mendirikan sekolah atau pusat pelatihan. Membangun usaha berbasis ekonomi masyarakat. Memberikan bantuan sarana investasi. Macam-macanlah. Tinggal kemauan saja.
Itu sebabnya beberapa pengusaha sukses asal Sulawesi Selatan bisa saya buat merah telinganya. Soalnya mereka mengkritik pemerintah soal pembangunan desa, saya langsung nyeletuk, “Sudah kau bangun kampungmu, ji? Ketika mendengar komentar itu seketika mereka terbatuk. (@anwaradnan)

No comments:

Post a Comment